Selasa, 07 Februari 2012

CIRI PENYESUAIN DIRI


CIRI - CIRI PENYEUSIAN DIRI
Menurut Sunarto dan Hartono (2005;224) tidak selamanya individu berhasil dalam melakukan penyesuaian diri, karena kadang-kadang ada rintangan-rintangan tertentu yang menyebabkan tidak berhasil melakukan penyesuaian diri. Rintangan-rintangan itu mungkin terdapat dalam dirinya atau mungkin di luar dirinya. Dalam hubungannya dengan rintangan-rintangan tersebut ada individu-individu yang dapat melakukan penyesuaian diri secara positif, namun ada pula individu-individu yang melakukan penyesuaian diri yang salah. Berikut ini akan ditinjau ciri-ciri penyesuaian diri yang positif dan penyesuaian diri yang salah.
1.         Penyesuaian Diri Secara Positif
Mereka tergolong mampu melakukan penyesuaian diri secara positif ditandai hal-hal sebagai berikut a.Tidak menunjukkan adanya ketegangan emosional b.Tidak menunjukkan adanya mekanisme-mekanisme psikologis c.Tidak menunjukkan adanya frustasi pribadi d.Memiliki pertimbangan rasional dan pengarahan diri e.Mampu dalam belajar f.Menghargai pengalaman dan g.Bersikap realistik dan objektif
Dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, individu akan melakukannya dalam berbagai bentuk, antara lain
a)      Penyesuaian dengan menghadapi masalah secara langsung
Individu secara langsung menghadapi masalah dengan segala akibatnya. Misalnya seorang siswa yang terlambat dalam menyerahkan tugas karena sakit, maka ia menghadapinya secara langsung, ia mengemukakan segala masalahnya kepada guru.
b)      Penyesuaian dengan melakukan eksplorasi (penjelajahan)
Individu mencari bahan pengalaman untuk dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya. Misal seorang siswa yang merasa kurang mampu dalam mengerjakan tugas, ia akan mencari bahan dalam upaya menyelesaikan tugas tersebut, dengan membaca buku, konsultasi, diskusi, dan sebagainya.
c)      Penyesuaian dengan trial and error atau coba-coba
Individu melakukan suatu tindakan coba-coba, jika menguntungkan diteruskan dan jika gagal tidak diteruskan.
d)     Penyesuaian dengan substitusi (mencari pengganti)
Jika individu merasa gagal dalam menghadapi masalah, maka ia dapat memperoleh penyesuaian dengan jalan mencari pengganti. Misalnya gagal nonton film di gedung bioskop, dia pindah nonton TV
e) Penyesuaian diri dengan menggali kemampuan diri
Individu mencoba menggali kemampuan-kemampuan khusus dalam dirinya, dan kemudian dikembangkan sehingga dapat membantu penyesuaian diri. Misal seorang siswa yang mempunyai kesulitan dalam keuangan, berusaha mengembangkan kemampuannya dalam menulis (me-ngarang), dari usaha mengarang ia dapat membantu mengatasi kesulitan dalam keuangan.
e)      Penyesuaian dengan belajar
Individu melalui belajar akan banyak memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang dapat membantu menyesuaikan diri. Misal seorang guru akan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak belajar tentang berbagai pengetahuan keguruan.
f)       Penyesuaian dengan inhibisi dan pengendalian diri
Individu berusaha memilih tindakan mana yang harus dilakukan, dan tindakan mana yang tidak perlu dilakukan. Cara inilah yang disebut inhibisi. Selain itu, individu harus mampu mengendalikan dirinya dalam melakukan tindakannya.
g)      Penyesuaian dengan perencanaan yang cermat
Individu mengambil keputusan dengan pertimbangan yang cermat dari berbagai segi, antara lain segi untung dan ruginya.
2.         Penyesuain Diri yang Salah
Kegagalan dalam melakukan penyesuaian diri secara positif, dapat mengakibatkan individu melakukan penyesuaian yang salah. Penyesuaian diri yang salah ditandai dengan berbagai bentuk tingkah laku yang serba salah, tidak terarah, emosional, sikap yang tidak realistik, agresif, dan sebagainya. Ada tiga bentuk reaksi dalam penyesuaian yang salah yaitu: (i) reaksi bertahan, (ii) reaksi menyerang, dan (iii) reaksi melarikan diri.
                                           I. Reaksi Bertahan (Defence Reaction)
Individu berusaha untuk mempertahankan dirinya, seolah-olah tidak menghadapi kegagalan. Ia selalu berusaha untuk menunjukkan bahwa dirinya tidak mengalami kegagalan. Bentuk khusus reaksi ini antara lain:
a.       Rasionalisasi yaitu bertahan dengan mencari-cari alas an (dalam) membenarkan tindakannya.
b.      Represi yaitu berusahan untuk menekan pengalamannya yang dirasakan kurang enak kea lam tidak sadar. Ia berusaha melupakan pengalamannya yang kurang menyenangkan. Misalnya seorang pemuda berusaha melupakan kegagalan cintanya dengan seorang gadis.
c.       Proyeksi yaitu melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain untuk mencari alas an yang dapat diterima. Misalnya sorang siswa yang tidak lulus mengatakan bahwa gurunya membenci dirinya.
d.      Sour Grapes yaitu dengan memutarbalikan kenyataan. Misalnya seorang siswa yang gagal mengetik mengatakan bahwa mesin ketiknya rusak, padahal dia sendiri tidak bisa mengetik.
                                                 II.                Reaksi Menyerang (Aggressive Reaction)
Orang yang mempunyai penyesuaian diri yang salah menunjukkan tingkah laku yang bersifat menyerang untuk menutupi kegagalannya. Ia tidak mau menyadari kegagalannya. Reaksi-reaksinya tampak dalam tingkah laku Selalu membenarkan diri sendiri, mau berkuasa dalam setiap situasi, mau memiliki segalanya, bersikap senang mengganggu orang lain, menggertak baik dengan ucapan maupun dengan perbuatan, menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka, menunjukkan sikap menyerang dan merusak, keras kepala dalam perbuatannya, bersikap balas dendam, memperkosa hak orang lain, tindakan yang serampangan dan marah secara sadis.
                                                   III.          Reaksi melarikan diri ( Escape Reaction )
Dalam reaksi ini orang mempunyai penyesuaian diri yang salah akan melarikan diri dari situasi yang menimbulkan kegagalan, reaksinya tampak dalam tingkah laku sebagai berikut: berfantasi yaitu memasukan keinginan yang tidak tercapai dalam bentuk angan-angan (seolah-olah sudah tercapai), banyak tidur, minum-minuman keras, bunuh diri, menjadi pecandu ganja, narkotika, dan regresi yaitu kembali kepada awal (misal orang dewasa yang bersikap dan berwatak saperti anak kecil) dan lain-lain.
Dapat disimpulkan bahwa ciri seseorang yang mampu menyesuaikan diri dengan baik apabila ia dapat memenuhi kebutuhannya dengan cara-cara yang wajar atau dapat diterima oleh lingkungan tanpa merugikan atau mengganggu orang lain mampu mengendalikan perasaan, sikap, pikiran dan perilaku secara wajar. Sedangkan orang yang memiliki penyesuaian diri yang salah orang yang memberikan reaksi bertahan, reaksi menyerang dan reaksi melarikan diri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar