FAKTOR PENYESUIAN DIRI
Zakiah Drajat (1985: 24-27)
mengemukakan factor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri seseorang sebagi
berikut :
a.
Frustasi (Tekanan Perasaan)
Frustasi ialah suatu proses yang menyebabkan orang merasa
akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan, atau menyangka
bahwa akan terjadi sesuatu hal yang menghalangi keinginannya.
Pada dasarnya setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan
untuk segera dipenuhi, namun ada kalanya kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak
dapat dipenuhi karena adanya halangan tertentu. Orang yang sehat mentalnya akan
dapat menunda pemuasan kebutuhannya untuk sementara atau ia dapat menerima
frustasi itu untuk sementara sambil menunggu adanya kesempatan yang
memungkinkan mencapai keinginannya itu. Tetapi jika orang itu tidak mampu
menghadapi frustasi dengan cara yang wajar maka ia akan berusaha mengatasinya dengan
cara-cara yang lain tanpa mengindahkan orang dan keadaan sekitarnya atau ia
akan berusaha mencari kepuasan dalam khayalan. Apabila rasa tertekan itu sangat
berat sehingga tidak dapat diatasinya mungkin akan mengakibatkan gangguan
psikologis pada orang tersebut. Keadaan demikian apabila yang bersangkutan
memandang faktor ini sebagai sesuatu yang biasa tanpa beban maka frustasi itu
tidak terlalu dipandang sebagai sesuatu yang menghambat penyesuaian diri
seseorang terhadap keadaan sekitarnya.
b. Konflik
(Pertentangan Batin)
Konflik jiwa atau pertentangan batin adalah terdapatnya dua
macam dorongan atau lebih yang berlawanan dan tidak mungkin dipenuhi dalam
waktu yang bersamaan. Konflik dapat terjadi karena dua hal yang sama-sama
diinginkan tetapi antara keduanya tidak mungkin dicapai secara bersamaan,
selain itu konflik juga terjadi karena dua hal yang pertama diinginkan
sedangkan yang kedua tidak disenanginya dan dapat pula terjadi terhadap dua hal
yang sama-sama tidak diinginkannya. Keadaan-keadaan seperti ini sangat
mempengaruhi penyesuaian diri seseorang karena seseorang dihadapkan pada suatu
pilihan yang menyebabkan perasannya selalu terombang-ambing.
c. Kecemasan
Kecemasan merupakan perwujudan dari berbagai proses emosi
yang bercampur baur pada saat orang mengalami tekanan perasaan dan pertentangan
batin.
Rasa cemas dapat timbul karena menyadari akan bahaya yang
dapat mengancam dirinya. Cemas dapat juga berupa penyakit yang terlihat dalam
beberapa bentuk seperti cemas dalam bentuk takut akan benda-benda seperti
darah, orang ramai dan lain-lain. Selain itu, cemas dapat juga timbul karena
perasaan berdosa atau bersalah karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan
hati nurani.
Penyesuaian diri terdiri dari dua aspek yaitu penyesuaian
pribadi dan penyesuaian sosial, namun Hurlock tidak membedakan secara
tegas ciri-ciri penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial yang baik.
Menurut Hurlock, ciri-ciri orang yeng berpenyesuaian baik adalah:
1. Mampu bersedia menerima tanggung
jawab yang sesuai dengan usia.
2. Berpartisipasi dengan gembira dalam
kegiatan yang sesuai untuk tiap tingkat usia dan kemampuan yang dimilikinya,
misal kegiatan olah raga, pramuka, PMR dan lain-lain.
3. Bersedia menerima tanggung jawab
yang berhubungan dengan peran mereka dalam hidup, mengadakan komunikasi dengan
lingkungan.
4. Segera menangani masalah yang
menuntut penyelesaian masalah, misalnya konflik dalam pribadi.
5. Senang memecahkan dan mengatasi
berbagai hambatan yang mengancam kebahagiaan. Misalnya mengadakan pergaulan
dengan mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.
6. Mengambil keputusan dengan senang
tanpa konflik dan tanpa banyak menerima nasehat. Artinya segala sesuatu yang
diputuskan itu benr tanpa mendapat bantuan dari orang lain.
7. Belajar dari kegagalan dan tidak
mencari-cari alasan untuk menjelaskan kegagalan. Anak mampu menilai dari
kegagalan untuk dijadikan dasar mengadakan perubahan dalam tindakan berikutnya.
8. Dapat mengatakan “tidak” dalam
situasi yang membahayakan kepentingan sendiri. Hal ini biasanya diucapkan atau
dilakukan anak dalam kelompok mereka.
9. Dapat mengatakan “ya” dalam situasi
yang pada akhirnya akan menguntungkan. Pernyataan ini juga dapat dilakukan oleh
anak-anak dalam kelompok tertentu.
10. Dapat menunjukkan kasih sayang
secara langsung dengan cara dan takaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan.
11. Dapat menahan sakit dan frustasi,
emosional bila perlu. Pernyataan-pernyataan ini biasanya dilakukan oleh anak
dalam pembelaan terhadap kelompoknya maupun pembelaan terhadap pribadi.
12. Dapat berkompromi bila menghadapi
kesulitan. Hal ini menunjukkan anak ada kemampuan untuk menyesuaian diri dalam
lingkungannya.
13. Dapat memusatkan energi pada tujuan
yang penting artinya anak lebih ,elakukan kegiatan-kegiatan yang positif.
14. Menerima kenyataan bahwa hidup
adalah perjuangan yang tak kunjung terakhir. Ini menuntut anak untuk
selalu mengadakan penyesuaian diri sesuai dengan perkembangan dan kemajuan
jaman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar