Selasa, 07 Februari 2012

Faktor penyesuian diri


FAKTOR PENYESUIAN DIRI
Zakiah Drajat (1985: 24-27) mengemukakan factor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian diri seseorang sebagi berikut :
a.       Frustasi (Tekanan Perasaan)
Frustasi ialah suatu proses yang menyebabkan orang merasa akan adanya hambatan terhadap terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan, atau menyangka bahwa akan terjadi sesuatu hal yang menghalangi keinginannya.
Pada dasarnya setiap individu memiliki kebutuhan-kebutuhan untuk segera dipenuhi, namun ada kalanya kebutuhan-kebutuhan tersebut tidak dapat dipenuhi karena adanya halangan tertentu. Orang yang sehat mentalnya akan dapat menunda pemuasan kebutuhannya untuk sementara atau ia dapat menerima frustasi itu untuk sementara sambil menunggu adanya kesempatan yang memungkinkan mencapai keinginannya itu. Tetapi jika orang itu tidak mampu menghadapi frustasi dengan cara yang wajar maka ia akan berusaha mengatasinya dengan cara-cara yang lain tanpa mengindahkan orang dan keadaan sekitarnya atau ia akan berusaha mencari kepuasan dalam khayalan. Apabila rasa tertekan itu sangat berat sehingga tidak dapat diatasinya mungkin akan mengakibatkan gangguan psikologis pada orang tersebut. Keadaan demikian apabila yang bersangkutan memandang faktor ini sebagai sesuatu yang biasa tanpa beban maka frustasi itu tidak terlalu dipandang sebagai sesuatu yang menghambat penyesuaian diri seseorang terhadap keadaan sekitarnya.
b.      Konflik (Pertentangan Batin)
Konflik jiwa atau pertentangan batin adalah terdapatnya dua macam dorongan atau lebih yang berlawanan dan tidak mungkin dipenuhi dalam waktu yang bersamaan. Konflik dapat terjadi karena dua hal yang sama-sama diinginkan tetapi antara keduanya tidak mungkin dicapai secara bersamaan, selain itu konflik juga terjadi karena dua hal yang pertama diinginkan sedangkan yang kedua tidak disenanginya dan dapat pula terjadi terhadap dua hal yang sama-sama tidak diinginkannya. Keadaan-keadaan seperti ini sangat mempengaruhi penyesuaian diri seseorang karena seseorang dihadapkan pada suatu pilihan yang menyebabkan perasannya selalu terombang-ambing.
c.       Kecemasan
Kecemasan merupakan perwujudan dari berbagai proses emosi yang bercampur baur pada saat orang mengalami tekanan perasaan dan pertentangan batin.
Rasa cemas dapat timbul karena menyadari akan bahaya yang dapat mengancam dirinya. Cemas dapat juga berupa penyakit yang terlihat dalam beberapa bentuk seperti cemas dalam bentuk takut akan benda-benda seperti darah, orang ramai dan lain-lain. Selain itu, cemas dapat juga timbul karena perasaan berdosa atau bersalah karena melakukan hal-hal yang berlawanan dengan hati nurani.
Penyesuaian diri terdiri dari dua aspek yaitu penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial, namun Hurlock tidak membedakan secara tegas ciri-ciri penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial yang baik.  Menurut Hurlock, ciri-ciri orang yeng berpenyesuaian baik adalah:
1.      Mampu bersedia menerima tanggung jawab yang sesuai dengan usia.
2.      Berpartisipasi dengan gembira dalam kegiatan yang sesuai untuk tiap tingkat usia dan kemampuan yang dimilikinya, misal kegiatan olah raga, pramuka, PMR dan lain-lain.
3.      Bersedia menerima tanggung jawab yang berhubungan dengan peran mereka dalam hidup, mengadakan komunikasi dengan lingkungan.
4.      Segera menangani masalah yang menuntut penyelesaian masalah, misalnya konflik dalam pribadi.
5.      Senang memecahkan dan mengatasi berbagai hambatan yang mengancam kebahagiaan. Misalnya mengadakan pergaulan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler.
6.      Mengambil keputusan dengan senang tanpa konflik dan tanpa banyak menerima nasehat. Artinya segala sesuatu yang diputuskan itu benr tanpa mendapat bantuan dari orang lain.
7.      Belajar dari kegagalan dan tidak mencari-cari alasan untuk menjelaskan kegagalan. Anak mampu menilai dari kegagalan untuk dijadikan dasar mengadakan perubahan dalam tindakan berikutnya.
8.      Dapat mengatakan “tidak” dalam situasi yang membahayakan kepentingan sendiri. Hal ini biasanya diucapkan atau dilakukan anak dalam kelompok mereka.
9.      Dapat mengatakan “ya” dalam situasi yang pada akhirnya akan menguntungkan. Pernyataan ini juga dapat dilakukan oleh anak-anak dalam kelompok tertentu.
10.  Dapat menunjukkan kasih sayang secara langsung dengan cara dan takaran yang sesuai dengan kondisi lingkungan.
11.  Dapat menahan sakit dan frustasi, emosional bila perlu. Pernyataan-pernyataan ini biasanya dilakukan oleh anak dalam pembelaan terhadap kelompoknya maupun pembelaan terhadap pribadi.
12.  Dapat berkompromi bila menghadapi kesulitan. Hal ini menunjukkan anak ada kemampuan untuk menyesuaian diri dalam lingkungannya.
13.  Dapat memusatkan energi pada tujuan yang penting artinya anak lebih  ,elakukan kegiatan-kegiatan yang positif.
14.  Menerima kenyataan bahwa hidup adalah perjuangan yang tak kunjung  terakhir. Ini menuntut anak untuk selalu mengadakan penyesuaian diri sesuai dengan perkembangan dan kemajuan jaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar